Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Contoh Penerapan Fungsi Actuating dalam Manajemen Usaha yang Perlu Anda Ketahui

    Fungsi actuating adalah salah satu fungsi pokok dalam manajemen usaha yang berkaitan dengan pelaksanaan atau implementasi dari semua rencana, konsep, ide, dan gagasan yang telah dibuat sebelumnya untuk meraih tujuan bersama. Fungsi actuating meliputi kegiatan memberikan instruksi, perintah, petunjuk, bimbingan, konsultasi, dan motivasi kepada setiap anggota organisasi agar mereka dapat menjalankan tugas dan tanggung jawabnya dengan baik dan optimal.

Fungsi actuating sangat penting dalam manajemen usaha karena dapat memastikan bahwa semua rencana dan strategi yang telah disusun dapat terlaksana dengan baik dan sesuai dengan harapan. Fungsi actuating juga dapat meningkatkan kinerja, produktivitas, efektivitas, dan efisiensi organisasi. Fungsi actuating juga dapat menciptakan suasana kerja yang harmonis, kooperatif, dan kompetitif di antara anggota organisasi.

5 contoh penerapan fungsi actuating dalam manajemen usaha beserta penjelasannya

Lalu, bagaimana contoh penerapan fungsi actuating dalam manajemen usaha? Apa saja hal-hal yang harus diperhatikan dalam melaksanakan fungsi actuating? Dalam artikel ini, kami akan memberikan 5 contoh penerapan fungsi actuating dalam manajemen usaha beserta penjelasannya. Simak ulasan lengkapnya di bawah ini!

1. Memberi Briefing kepada Staf

Salah satu contoh penerapan fungsi actuating dalam manajemen usaha adalah memberi briefing atau arahan kepada staf atau karyawan sebelum memulai pekerjaan. Briefing adalah kegiatan memberikan informasi atau penjelasan singkat mengenai tugas, target, standar, prosedur, atau hal-hal penting lainnya yang harus dilakukan oleh staf atau karyawan. Briefing dapat dilakukan secara lisan atau tertulis, secara individu atau kelompok, secara rutin atau sesuai kebutuhan.

Memberi briefing kepada staf atau karyawan dapat membantu mereka memahami apa yang harus mereka lakukan, bagaimana cara melakukannya, dan mengapa mereka harus melakukannya. Memberi briefing juga dapat membantu mereka mengetahui apa yang diharapkan dari mereka, apa yang menjadi tanggung jawab mereka, dan apa yang menjadi hak dan kewajiban mereka. Memberi briefing juga dapat membantu mereka mengantisipasi kendala atau masalah yang mungkin terjadi dan mencari solusinya.

2. Menyusun Strategi Pemasaran

Contoh lain dari penerapan fungsi actuating dalam manajemen usaha adalah menyusun strategi pemasaran untuk meningkatkan penjualan produk atau jasa. Strategi pemasaran adalah rencana aksi yang dirancang untuk mencapai tujuan pemasaran tertentu dengan mempertimbangkan faktor-faktor internal dan eksternal yang mempengaruhi pasar. Strategi pemasaran meliputi kegiatan menentukan segmen pasar, menetapkan posisi pasar, menentukan bauran pemasaran (produk, harga, promosi, dan distribusi), dan mengevaluasi hasilnya.

Menyusun strategi pemasaran dapat membantu manajer usaha untuk mengidentifikasi peluang dan ancaman di pasar, mengenali kebutuhan dan keinginan konsumen, menawarkan nilai tambah kepada konsumen, membedakan produk atau jasa dari pesaing, dan meningkatkan loyalitas konsumen. Menyusun strategi pemasaran juga dapat membantu manajer usaha untuk mengalokasikan sumber daya secara efisien, mengoptimalkan penggunaan media dan teknologi, dan mengukur kinerja pemasaran.

3. Mewawancarai Calon Pejabat Struktural

Contoh selanjutnya dari penerapan fungsi actuating dalam manajemen usaha adalah mewawancarai calon pejabat struktural atau manajerial. Pejabat struktural atau manajerial adalah orang yang memiliki posisi, wewenang, dan tanggung jawab tertentu dalam organisasi, seperti direktur, manajer, supervisor, atau koordinator. Mewawancarai calon pejabat struktural atau manajerial adalah kegiatan mengadakan dialog atau tanya jawab dengan calon pejabat struktural atau manajerial untuk mengetahui kualifikasi, kompetensi, pengalaman, kepribadian, dan motivasi mereka.

Mewawancarai calon pejabat struktural atau manajerial dapat membantu manajer usaha untuk merekrut dan menyeleksi orang-orang yang tepat untuk mengisi posisi-posisi penting dalam organisasi. Mewawancarai juga dapat membantu manajer usaha untuk mengenal lebih dekat calon pejabat struktural atau manajerial, menilai kecocokan mereka dengan budaya organisasi, memberikan feedback atau umpan balik kepada mereka, dan menentukan kompensasi atau imbalan yang sesuai untuk mereka.

4. Merekrut dan Menyeleksi Calon Manajer

Contoh berikutnya dari penerapan fungsi actuating dalam manajemen usaha adalah merekrut dan menyeleksi calon manajer. Manajer adalah orang yang bertanggung jawab untuk merencanakan, mengorganisir, menggerakkan, dan mengendalikan sumber daya manusia, material, finansial, dan informasi dalam organisasi. Merekrut dan menyeleksi calon manajer adalah kegiatan mencari, menarik, memilih, dan menempatkan orang-orang yang memiliki kualifikasi dan kompetensi yang dibutuhkan untuk menjadi manajer.

Merekrut dan menyeleksi calon manajer dapat membantu manajer usaha untuk memenuhi kebutuhan tenaga kerja yang berkualitas dalam organisasi. Merekrut dan menyeleksi juga dapat membantu manajer usaha untuk meningkatkan kinerja organisasi dengan memilih orang-orang yang memiliki kemampuan, pengetahuan, keterampilan, sikap, dan motivasi yang sesuai dengan tujuan organisasi. Merekrut dan menyeleksi juga dapat membantu manajer usaha untuk mengurangi biaya turnover atau pergantian karyawan dengan mempertahankan orang-orang yang berbakat dan berpotensi.

5. Menyusun Standar Kerja dan Hasil Kerja Karyawan

Contoh terakhir dari penerapan fungsi actuating dalam manajemen usaha adalah menyusun standar kerja dan hasil kerja karyawan. Standar kerja adalah ukuran atau kriteria yang digunakan untuk menilai kualitas proses kerja karyawan, seperti metode, waktu, biaya, atau sumber daya yang digunakan. Standar hasil kerja adalah ukuran atau kriteria yang digunakan untuk menilai kualitas hasil kerja karyawan, seperti jumlah, mutu, ketepatan waktu, atau kepuasan pelanggan yang dicapai.

Menyusun standar kerja dan hasil kerja karyawan dapat membantu manajer usaha untuk mengukur dan meningkatkan produktivitas, efektivitas, dan efisiensi kerja karyawan. Menyusun standar kerja dan hasil kerja juga dapat membantu manajer usaha untuk memberikan umpan balik atau feedback kepada karyawan tentang kinerja mereka, memberikan penghargaan atau reward kepada karyawan yang berprestasi baik, memberikan hukuman atau punishment kepada karyawan yang berprestasi buruk, dan memberikan pelatihan atau training kepada karyawan yang membutuhkan peningkatan kompetensi.

Kesimpulan

Demikianlah 5 contoh penerapan fungsi actuating dalam manajemen usaha beserta penjelasannya. Fungsi actuating adalah fungsi pokok dalam manajemen usaha yang berkaitan dengan pelaksanaan atau implementasi dari semua rencana, konsep, ide, dan gagasan yang telah dibuat sebelumnya untuk meraih tujuan bersama. Fungsi actuating meliputi kegiatan memberikan instruksi, perintah, petunjuk, bimbingan, konsultasi, dan motivasi kepada setiap anggota organisasi agar mereka dapat menjalankan tugas dan tanggung jawabnya dengan baik dan optimal. Fungsi actuating sangat penting dalam manajemen usaha karena dapat memastikan bahwa semua rencana dan strategi yang telah disusun dapat terlaksana dengan baik dan sesuai dengan harapan. Fungsi actuating juga dapat meningkatkan kinerja, produktivitas, efektivitas, dan efisiensi organisasi. Fungsi actuating juga dapat menciptakan suasana kerja yang harmonis, kooperatif, dan kompetitif di antara anggota organisasi. Semoga artikel ini bermanfaat bagi Anda yang ingin mengetahui lebih banyak tentang fungsi actuating dalam manajemen usaha.

Posting Komentar untuk "Contoh Penerapan Fungsi Actuating dalam Manajemen Usaha yang Perlu Anda Ketahui"